PENDAHULUAN
Obat adalah semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati, yang dalam
dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit atau
gejala-gejalanya. Obat juga disebut suatu bahan atau paduan bahan yang
digunakan untuk mempengarui atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan, atau peningkatan kesehatan termasuk
kontrasepsi dan sediaan biologis. Suatu obat
dapat digunakan untuk menetapkan diagnosis, mencegah penyakit,mengurangi
dan menghilangkan penyakit atau gejala penyakit, menyembuhkan
penyakit, bahkan memperelok dan memperindah badan atau bagian badan
manusia. Perkembangan obat diawali dari
mulai menyerupai hewan meniru perlakuan hewan dalam melakukan pengobatan,
empiric dan magic (botani spiritual, pengobatan dengan botani, senyawa kimia,
hingga saat ini menjadi sediaan farmasi obat). Seiring
dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, saat ini terdapat bermacam-macam
obat, dari mulai bentuk, fungsi hingga cara kerjanya yang semakin spesifik. Dalam
hal ini kami lebih spesifik dalam membahas cara kerja obat, terutama obat yang bekerja dalam sistem transport. Maka dari
itu, hal yang akan kami bahas adalah mengenai obat yang bekerja pada
sistem transport.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya
lalu lintas membran. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah
molekul hidrofobik (CO2, O2),
dan molekul polar yang sangat kecil (air,
etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran
besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus
agar dapat masuk ke dalam sel.
Lalu lintas membran digolongkan menjadi
dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui
membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang
membutuhkan mekanisme khusus. Lalu lintas membran akan membuat perbedaan konsentrasi
ion sebagai akibat dari dua proses yang berbeda yaitu difusi dan transpor aktif, yang
dikenal sebagai gradien ion. Lebih lanjut, gradien ion tersebut membuat
sel memiliki tegangan listrik seluler. Dalam keadaan istirahat, sitoplasma sel
memiliki tegangan antara 30 hingga 100 mV lebih rendah daripada interstitium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar