Sabtu, 12 Maret 2016

mekanisme kerja obat pada molekul pembawa

PENDAHULUAN

        Obat adalah semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati, yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya. Obat juga disebut suatu bahan atau paduan bahan yang digunakan untuk mempengarui atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan, atau peningkatan kesehatan termasuk kontrasepsi dan sediaan biologis. Suatu obat dapat digunakan untuk menetapkan diagnosis, mencegah penyakit,mengurangi dan menghilangkan penyakit atau gejala penyakit, menyembuhkan penyakit, bahkan memperelok dan memperindah badan atau bagian badan manusia. Perkembangan obat diawali dari mulai menyerupai hewan meniru perlakuan hewan dalam melakukan pengobatan, empiric dan magic (botani spiritual, pengobatan dengan botani, senyawa kimia, hingga saat ini menjadi sediaan farmasi obat). Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, saat ini terdapat bermacam-macam obat, dari mulai bentuk, fungsi hingga cara kerjanya yang semakin spesifik. Dalam hal ini kami lebih spesifik dalam membahas cara kerja obat, terutama obat yang bekerja dalam sistem transport. Maka dari itu, hal yang akan kami bahas adalah mengenai obat yang bekerja pada sistem transport.
      Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
         Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus. Lalu lintas membran akan membuat perbedaan konsentrasi ion sebagai akibat dari dua proses yang berbeda yaitu difusi dan transpor aktif, yang dikenal sebagai gradien ion. Lebih lanjut, gradien ion tersebut membuat sel memiliki tegangan listrik seluler. Dalam keadaan istirahat, sitoplasma sel memiliki tegangan antara 30 hingga 100 mV lebih rendah daripada interstitium.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar