BAB I
PENDAHULUAN
1.2
Latar belakang
Vertigo
merupakan kasus yang sering di temui. Secara tidak langsung kita pun pernah
mengalami vertigo ini. Kata vertigo berhasal dari bahasa Yunani ”vertere” yang artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam
gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyongan, rasa
seperti melayang atau dunia seperti mengjungkir balik. Kasus vertigo di Amerika
adalah 64 orang tiap 100.000, dengan presentasi wanita lebih banyak dari pada
pria. Vertigo juga lebih sering terdapat pada usia yang lebih tua yaitu di atas
50 tahun.
Vertigo
merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifertasi dari kejadian
atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan . Salah satu akibat dari
kejadian atau trauma tersebut ialah
seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera di tangani,
karena jika dibiarkan begitu saja akan menganggu sistem lain yang ada di tubuh
dan juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu
hebat.Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka mata karena rasa
pusing seperti terputar-putar. Ini disebabkan karena terjadu ketidakseimbangan
atau gangguan orientasi.
Oleh
karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya dirasa
sangat penting dan perluh. Denagan memiliki pengetahuan yang baik beserta
pemberian asuhan keperawatan yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini
dapat berkurang dan masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa
mengantisipasi akan hal tersebut.
1.2
Tujuan
Mahasiswa diharapkan
untuk : Memahami konsep dasar tentang vertigo dan menjelaskan definisi, etiologi
manifestasi klinis, serta penatalaksanaan pada pasien vertigo, dapat
memberikan asuhan keperawatan pasien dengan pasien vertigo. menganalisa
diagnosa yang muncul dan penatalaksanaan klien dengan pasien vertigo.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Vertigo
”Vertere” suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain dari
vertigo, yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan
pusing.Definisi vertigo adalah gerakan (sirkuler atau linier), atau
gerakan sebenarnya dari tubuh atau lingkungan sekitarnya diikuti atau tanpa
diikuti dengan gejala dari organ yang berada di bawah pengaruh saraf otonom dan
mata (nistagmus).Sedangkan menurut Gowers Kapita Selekta neurologi, 2005,
mendefinisikan vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita
atau objek-objek disekitar penderita yang bersangkutan dengan gangguan sistem
keseimbangan (ekuilibrum).
Vertigo
adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah
benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai
dengan mual dan kehilangan keseimbangan.Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa
saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang
merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut
meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
Vertigo adalah keadaan pusing
yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang menderita vertigo merasakan
sekelilingnya seolah-olah berputar, ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan
yang berpusat di area labirin atau rumah siput di daerah telinga. Perasaan
tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin muntah, bahkan penderita
merasa tak mampu berdiri dan kadang terjatuh karena masalah keseimbangan.
Keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi
mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata.
Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan
penglihatan.Vertigo merupakan sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi
ruang dan mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini
merupakan gejala yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun
pengobatan sebaiknya langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau
kelainannya, asal atau penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak
mungkin diobati.
Jenis
vertigo
Vertigo diklasifikasikan menjadi dua
kategori berdasarkan saluran vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu
1.
Vertigo Periferal
Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut
kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol
keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal
antara lain penyakitpenyakit seperti benign parozysmal positional vertigo
(gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan
keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular
neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis
(radang di bagian dalam pendengaran).
2.
Vertigo Sentral
Saluran
vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa
mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan.
Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak,
khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan
serebelum (otak kecil).
2.2.
Epidemiologi
Vertigo perlu diketahui karena
merupakan keluhan nomor tiga paling sering dikemukakan oleh penderita yang
datang ke praktek umum, bahkan orang tua usia sekitar 75 tahun, 50 % datang ke
dokter dengan keluhan vertigo.
Vertigo merupakan sebuah gejala, dan
bukan merupakan penyakit. Seseorang yang mengalami vertigo merasakan seolah-olah
ia merasa berputar, atau seolah-olah benda di sekelilingnya bergerak atau
berputar, biasanya disertai dengan mual, muntah, dan kehilangan keseimbangan.
Bila gangguan ini berat, penderita
bahkan tak mampu berdiri atau bahkan terjatuh. Vertigo bisa berlangsung hanya
beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita
kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus
berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
2.3
Faktor Resiko
Faktor Resiko
Terjadinya Vertigo
- Adanya inflmasi atau infeksi.
- Adanya inflamasi pada jaringan ikat di kornea mata.
- Adanya fluktuasi tekanan cairan di dalam telinga (penyakit meniere).
- Sering mengkonsumsi alkohol.
- Ototoksisitas (adanya keracunan pada telinga).
- Menggunakan preparat antibiotik dalam jangka panjang.
- Dipicu oleh penyakit sistem saraf pusat sepert tumor, kerusakan leher, dan stroke.
Gejala Vertigo Yang
Sering Dijumpai
- Merasakan pusing yang sangat luar biasa.
- Perasaan berputar yang disertai dengan timbulnya mual dan muntah.
- Wajah yang pucat.
- Mengalami kesulitan berdiri dan bergerak.
- Telinga terasa berdengung.
- Gangguan penglihatan sepert pandangan kabur.
- Berkeringat dingin dan denyut nadi cepat.
2.4
Patofisiologi
1.
Anatomi Vertigo
Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo:
a.
Reseptor alat
keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi yaitu mengubah
rangsangan menjadi bioelektrokimia:
Reseptor mekanis divestibulum
Resptor cahaya
diretina
Resptor mekanis dikulit, otot dan
persendian (propioseptik)
b.
Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls
ke pusat keseimbangan di otak:
Saraf vestibularis
Saraf optikus
Saraf spinovestibulosrebelaris.
c.
Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi,
integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis, serebelum, kortex
serebri, hypotalamusi, inti akulomotorius, formarsio retikularis
2.
Patofisiologi Vertigo
Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan propioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajar akan
diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa
penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di
samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan
sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam
bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika
kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan tubuh
dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau berlebihan,
maka proses pengolahan informasi yang wajar tidak berlangsung dan muncul
tanda-tanda kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan
otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat
sehingga muncul gerakan abnormal dari mata disebut nistagnus.
Pathway Vertigo
2.5
Etiologi
Vertigo bisa disebabkan karena
adanya gangguan fungsi, atau bisa juga akibat kerusakan alat keseimbangan
tersebut,gangguan fungsi saraf dalam telinga dalam,saraf keseimbangan,bahkan
gangguan pada pusat keseimbangan di susunan saraf pusat (otak) kecil di bagian
belakang (brainstem). Seringkali vertigo ini disertai rasa mual sampai muntah
sehingga badan merasa lemas,berkeringat dingin.
Penyebab terjadinya vertigo dibedakan menjadi 2
jenis,yaitu :
1. gangguan di sentral (susunan saraf
pusat dan saraf keseimbangan)
2. gangguan di perifer (tepi).
Jadi, vertigo bisa disebabkan karena
adanya gangguan pada sistem vestibular perifer (ganguan pada telinga bagian
dalam). Pusing juga bisa muncul sebagai akibat dari gangguan sistem vestibular
sentral (misalnya saraf vestibular, batang otak, dan otal kecil). Pada beberapa
kasus, penyebab vertigo tidak diketahui.
Gangguan vestibular perifer meliputi
Benign Paroksimal Positional Vertigo (BPPV; vertigo karena gangguan vestibular
perifer yang paling banyak ditemui), sindrom Cogan (terjadi karena ada
peradangan pada jaringan ikat di kornea, bisa mengakibatkan vertigo, telinga
berdenging dan kehilangan pendengaran), penyakit Ménière (adanya fluktuasi
tekanan cairan di dalam telinga/ endolimf sehingga dapat mengakibatkan vertigo,
telinga berdenging, dan kehilangan pendengaran). ototoksisitas (keracuanan pada
telinga), neuritis vestibular (peradangan pada sel saraf vestibular, dapat
disebabkan karena infeksi virus).
Beberapa obat dan zat kimia (seperti
timbal, merkuri, timah) dapat menyebabkan ototoksitas, yang mengakibatkan
kerusakan pada telinga bagian dalam atau saraf kranial VIII dan menyebabkan
vertigo. Kerusakan dapat bersifat temporer maupun permanen. Penggunaan preparat
antibiotik (golongan aminoglikosida, yaitu streptomisin dan gentamisin) jangka
panjang maupun penggunaan antineoplastik (misalnya cisplatin maupun
carboplatin) dapat menyebabkan ototoksisitas permanen. Konsumsi alkohol,
meskipun dalam jumlah kecil, dapat menyebabkan vertigo temporer pada beberapa
orang.
Beberapa sumber menyebutkan, penyebab dari
terjadinya vertigo antara lain :
1. Infeksi virus pada alat keseimbangan
di telinga dalam
2. Radang/infeksi saraf keseimbangan
(vestibular neuritis),biasanya terjadi serangan vertigo berulang beberapa jam
atau beberapa hari setelah serangan pertamanya,seringkali disertai perasaan
cemas,seringkali dialami setelah infeksi virus sebelumnya,tidak disertai
gangguan maupun penurunan pendengaran.
3. Benign paroxysmal positional
vertigo,yang berhubungan dengan perubahan posisi kepala maupun badan,seringkali
disertai mual dan muntah,membaik setelah beberapa hari kemudian disertai
badan merasa limbung/goyang,bisa diderita setelah mengalami cedera kepala,tanpa
disertai gangguan ataupun penurunan pendengaran,jenis vertigo ini cenderung
membaik secara spontan setelah beberapa minggu atau bulan,tetapi kebanyakan
penderita mengalami serangan vertigo beberapa bulan atau tahun kemudian.
4. Iskhemia/penurunan suplai darah pada
daerah vertebrobasiler
5. Gangguan fungsi
saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dan tenggorok(tuba auditoria)
6. Penyakit Menier yang ditandai
vertigo,gangguan pendengaran (tinnitus : sensasi /suara berdenging),penurunan
pendengaran,seringkali berhubungan dengan rasa tertekan pada telinga,serangan
vertigo dapat mulai 1-24 jam,tetapi seringkali disertai gangguan keseimbangan
permanen/menetap dan telinga serasa berdenging yang bisa semakin terasa
memberat,penurunan pendengaran pada jenis ini bisa membaik,tetapi bisa juga permanen
7. Radang/infeksi telinga tengah menahun
(congek)
8. Pemakain obat-obatan :
salisilat,kina,golongan aminoglikosid
9. Migrain vestibuler
10. Epilepsi
11. Tumor pada saraf pendengaran
12. Tumor nasofaring (hidung bagian belakang)
13. Cedera pada pembuluh darah disusunan saraf
pusat
14. Pasca cedera
2.6
Tanda dan Gejala
1. Vertigo Sentral
Gejala yang
khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia,
perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah,
gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara
berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan
kaseimbangan. Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari
pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan
terlihat adanya ataksia. Namun pada pasien dengan vertigo perifer
dapat melakukan percobaan tunjuk hidung sacara normal. Penyebab vaskuler labih
sering ditemukan dan mencakup insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan strok.
Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum) yang dapat menyebabkan
vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior, migren
basiler.
2. Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung:
a.
Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.
Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo
posisional berigna (VPB). Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya
berguling sewaktu tidur atau menengadah mengambil barang dirak yang lebih
tinggi. Vertigo berlangsung beberapa detik kemudian mereda. Penyebab
vertigo posisional berigna adalah trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh
neuronitis vestibular prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.
b.
Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.
Dapat dijumpai
pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit
meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo
dan tinitus. Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan
munculnya penyakit.
Pada
pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam berjalan
“Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan
telapak kaki lurus kedepan, jika menapak tumit kaki yang satu menyentuh jari
kaki lainnya dan membentuk garis lurus kedepan.
Sedangkan
pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa terdapat
penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit
meniere ialah terdapat kelompok serangan vertigo yang diselingi oleh
masa remisi. Terdapat kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh
lagi pada sebagian terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat pendengaran
berupa tuli dan timitus dan sewaktu penderita mengalami disekuilibrium (gangguan
keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal
mungkin mengalami gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus
memeriksa kemungkinana sifilis pada setiap penderi penyakit meniere.
c.
Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa
minggu.
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini
mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang menyertainya ialah mendadak.
Gejala ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Sering
penderita merasa lebih lega namun tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia
berbaring diam.
Pada Neuronitis
vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu kemungkinannya disebabkan
oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang menjadi lebih basar
amplitudonya. Jika pandangan digerakkan menjauhi telinga yang terkena penyakit
ini akan mereda secara gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu.
Pemeriksaan elektronistagmografi
(ENG) menunjukkan penyembuhan total pada beberapa penyakit namun pada sebagian
besar penderita didapatkan gangguan vertibular berbagai tingkatan. Kadang
terdapat pula vertigo posisional benigna. Pada penderita dengan
serangan vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan stroke serebelar.
Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi
visual yaitu mata memandang satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus
dapat berubah arah bila arah pandangan berubah. Pada nistagmus perifer, nigtagmus
akan berkurang bila kita menfiksasi pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo
oleh gangguan system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere,
vertigo pasca trauma
NO
|
VERTIGO PERIFERAL (VESTIBULOGENIK)
|
VERTIGO SENTRAL
(NON-VESTIBULER)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Pandangan gelap
Rasa lelah dan stamina menurun
Jantung berdebar wajah
Hilang keseimbangan
Tidak mampu berkonsentrasi
Perasaan seperti mabuk
Otot terasa sakit
Mual dan muntah-muntah
Memori dan daya pikir menurun
Sensitif pada cahaya terang dan
Suara
Berkeringat
|
Penglihatan ganda
Sukar menelan
Kelumpuhan otot-otot
Sakit kepala yang parah
Kesadaran terganggu
Tidak mampu berkata-kata
Hilangnya koordinasi
Mual dan muntah-muntah
Tubuh terasa lemah
|
2.7
Diagnosis
Vertigo dapat terjadi tiba-tiba dan
berlangsung sebentar, tapi dapat pula terjadi selama beberapa hari. Vertigo
yang berat bisa membuat kita tidak dapat bagun dari tempat tidur dan hal ini
akan mempengaruhi aktivitas. Untuk itu, gejala vertigo dapat bervariasi
tergantung berat ringannya. Gejala yang dirasakan antara lain :
- Tempat berpijak terasa berputar atau bergerak-gerak
- Benda di sekitar bergerak atau berputar
- Mual
- Muntah
- Sulit berdiri atau berjalan
- Sensasi kepala terasa ringan
- Tidak dapat memfokuskan pandangan
Sebelum dilakukan pengobatan maka
ketahui dulu sifat dan penyebab dari vertigo. Gerakan bola mata yang abnormal
menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang
menghubungkannya dengan otak. Gerakan bola mata yang cepat dari kiri ke kanan
atau dari atas ke bawah disebut Nistagmus. Nistagmus bisa dirangsang dengan
menggerakakn kepala pasien secara tiba-tiba dan dengan cara meneteskan air
dingin ke dalam telinga pasien. Arah dari gerakan bola mata tersebut bisa
membantu dalam menegakkan diagnosis.
2.8
Penatalaksanaan
1. Vertigo
posisional Benigna (VPB)
Latihan
Latihan
posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian besar penderita VPB.
Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan yang pertama pada
hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan
dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah
vertigo mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali
sampai vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap
hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
Obat-obatan
Obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen
dapat digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika
muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea)
dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk
dari vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan ini
tidak berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan membatasi perubahan posisi
kepala dapat mengurangi gangguan.
2. Neurotis
Vestibular
Terapi farmokologi
dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti biotika dan terapi
simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler
lebih meningkat bila pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus
akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda.
3. Penyakit Meniere
Sampai saat ini
belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan
dari terapi medik yang diberi adalah:
Meringankan serangan vertigo:
untuk meringankan vertigo dapat dilakukan upaya : tirah baring, obat untuk
sedasi, anti muntah dan anti vertigo. Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak
membahayakan jiwa dan akan mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau
toleransi terhadap serangan berikutnya.
Mengusahakan agar serangan tidak
kambuh atau masa kambuh menjadi lebih jarang. Untuk mencegah kambuh kembali,
beberapa ahli ada yang menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic.
Obat anti histamin dan vasodilator mungkin pula menberikan efek
tambahan yang baik.
Terapi bedah: diindikasikan bila
serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan oleh obat atau tindaka
konservatif dan penderita menjadi infalid tidak dapat bekerja atau kemungkinan
kehilangan pekerjaannya.
4. Presbiastaksis
(Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak
setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan vestibular
dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. Misalnya Dramamine,
prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan vertibuler dan
latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri
meningkat dan kemungkinan jatuh dikurangi.
5. Sindrom Vertigo
Fisiologis
Misalnya mabok
kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat ketidaksesuaian
antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada
penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.
6.
Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
TIA: Transient Ischemic Atack
yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih sempurna dalam kurun waktu 24
jam
RIND: Reversible Ischemic
Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan
yang efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa
meninggalkan cacat.
Latihan fisik vestibular pada
penderita vertigo:
Tujuannya:
1.
Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium
untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lamban laun
2.
Melatih gerakan bola mata, latihan viksasi pandangan mata
3. Melatih
meningkatkan kemampuan keseimbangan
contoh latihan:
Berdiri tegak dengan mata dibuka,
kemudian dengan mata ditutup
Olah raga yang menggerakkan
kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi, gerak miring)
Dari sikap duduk disuruh berdiri
dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup
Jalan dikamar atau ruangan dengan
mata terbuka kemudian dengan mata tertutup
Berjalan “tandem”
Jalan menaiki dan menuruni lereng
Melirikkan mata kearah horizontal
dan vertical
Melatih gerakan mata dengan
mengikuti obyek yang bergerak dan juga menfiksasi pada objek yang diam
2.9
Komplikasi
Penyebab Komplikasi Vertigo
Penybab komplikasi berikut akan saya jelaskan satu
per satu pada anda dan akan menjadi bahan referensi bila anda ingin membuat
suatu makalah atau skripsi masalah vertigo. Baiklah langsung saja yang pertama.
1.
Penyakit Meniere
Penyakit Meniere adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan sistem
syaraf dalam telinga. salah seorang dokter menyampaikan bahwa ini adalah
masalah kronis yang sangat fatal yang mana akan menimbulkan beberapa gejala
seperti vertigo, telinga berdengung, gangguan pendengaran dan bisa juga ada
rasa tekanan dalam telinga.
2. Trauma Telinga dan Labirintitis
Trauma telinga atau labirintitis adalah masalah pendengaran berupa tuli
mendadak yang terjadi karena hal lain seperti ledakan atau suara yang menggangu
telinga dalam waktu yang lama misalnya saat anda dalam perjalanan panjang. Hal
ini juga bisa menimbulkan komplikasi vertigo bila sampai menimbulkan gangguan
pada syaraf telinga yang akhirnya akan
merasakan sensasi berputar pada pandangan mata.
3. Epidemic Atau Akibat Otitis Media Kronika
Adalah masalah serius yang terjadi
karena ada peradangan pada telinga bagian tengah. Masalah peradangan telinga
ada 2 level mulai dari akut sampai kronik. Yang jelas peradangan telinga bisa
menimbulkan komplikasi vertigo pada diri anda. Penyebabnya adalah bakteri yang
merusak telinga bagian dalam dan tengah seperti streptococcus
pneumoniaedan ditambah haemophilus influenzae serta moraxella cattarhalis.
Insya Allah anda bisa hubungi saya untuk pemesanan black cummin untuk
mengatasinya.
4. Penyakit Saraf Akustikus Serebelum Atau Sistem Kardiovaskuler.
Penyebab komplikasi vertigo terakhir masih berhubungan dengan syaraf. Penyakit syaraf akustikus serebelum dan sistem kordiovaskuler jarang terjadi namun perlu anda lakukan pencegahan berupa menghindari suara keras, musik rock dan hindari sesuatu yang merusak telinga. Sering periksa ke dokter bila perlu.
Ciri-Ciri Komplikasi Akibat Vertigo
- Mual
- Muntah
- Pusing
- Pandangan berputar
- Lemas
- Tidak nafsu makan
- Kurang bertenaga
Terapi
Vertigo
Terapi
vertigo bisa anda lakukan dengan beberapa hal berikut ini. Dari semua terapi
tentu ada yang paling cocok dengan anda dan itu terngantung dari penyebab komplikasi
vertigo yang anda alami. Berikut ini terapi pertama yang bisa dilakukan.
1. Bekam
Ada seorang teman yang membuka terapi bekam dan terbukti ada sekitar 2 orang yang berbekam setiap hari karena masalah vertigo dan ini terbukti bisa mengurangi rasa pusing akibat vertigo. Nah dari sini saya sarankan untuk anda melakukaan terapi vertigo berupa bekam karena memang bekam bisa untuk menyembuhkan berbagai penyakit dalam tubuh.
2. Herbal Black Cummin
Selain bekam pakailah herbal penunjang black cummin. Sangat cocok untuk komplikasi vertigo yang terjadi akibat bakteri, masalah syaraf dan lain sebagainya.
3. Amal Agama
Amal agama seperti zikir dapat mengatasi vertigo karena stres. Selain itu sedekah, sholat dan dakwah serta amalan agama lainnya terbukti mampu mengatasi semua masalah dalam hidup manusia karena dengan amalan agama kita belajar mendekatkan diri pada Allah swt. Dia adalah yang mendatangkan masalah dan dia juga yang menghilangkan semua masalah dalam hidup kita. Apalagi cuma masalah komplikasi vertigo adalah masalah yang sangat remeh dan kecil sekali buat Allah swt.
2.10 Pencegaha
Cara Mencegah Vertigo
Berbagai jenis gejala vertigo bisa
hilang sendiri. Banyak orang yang menganggap bahwa ini adalah gangguan normal
pada semua orang dan bisa sembuh tanpa perawatan. Tapi beberapa orang juga bisa
mengalami kondisi yang lebih parah. Jadi perawatan untuk vertigo tetap
dibutuhkan. Selain itu upaya untuk mencegah vertigo lebih baik dilakukan
sebelum gejala penyakit ini menjadi lebih parah.
Berikut ini adalah beberapa macam
tindakan pencegahan untuk vertigo.
- Menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan seimbang nutrisi dan olahraga ringan bisa menjadi pencegahan untuk vertigo. Anda bisa mengurangi konsumsi makanan cepat saji, dan selalu menerapkan latihan ringan. Tidak hanya untuk pencegahan penyakit vertigo, menerapkan gaya hidup sehat juga baik bagi kesehatan tubuh. Salah satunya gaya hidup sehat awet muda.
- Mengurangi semua faktor resiko seperti mencegah stroke, kolesterol tinggi, kadar gula tinggi dan berat badan berlebih. Kondisi ini diperlukan untuk tetap mempertahankan kondisi kesehatan dalam tahap yang stabil dan baik. Resiko vertigo selalu lebih tinggi pada orang yang beresiko menderita stroke.
- Penderita vertigo bisa mengendalikan gangguan ini dengan menjalani perawatan sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya infeksi telinga maka harus melakukan perawatan untuk mengatasi masalah infeksi pada telinga.
- Konsumsi berbagai jenis buah-buahan yang mengandung banyak air seperti buah pir, apel, belimbing dan jenis buah lain. Selain itu asupan sayuran hijau juga sangat baik untuk mencegah vertigo.
- Mengendalikan diri agar kondisi pikiran dan perasaan tidak terlalu tertekan sehingga terhindar dari stres.
2.11 Prognosis
Prognosis pasien dengan vertigo sentral sangat
bervariasi, bergantung dari penyakit yang mendasari.
Namun, kemajuan bedah saraf memperbaiki prognosis beberapa kondisi serius
Prognosis pasien dengan infark arteri vertebral atau basilar adalah buruk. Prognosis pasien dengan perdarahan
serebelum spontan
adalah buruk.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Vertigo
adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah
benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai
dengan mual dan kehilangan keseimbangan.
2. Vertigo
bisa disebabkan karena adanya gangguan fungsi, atau bisa juga akibat kerusakan alat keseimbangan tersebut,gangguan fungsi
saraf dalam telinga dalam,saraf keseimbangan,bahkan gangguan pada pusat
keseimbangan di susunan saraf pusat (otak) kecil di bagian belakang.
3.
gejala vertigo bisa hilang sendiri. Banyak orang yang menganggap bahwa ini
adalah gangguan normal pada semua orang
dan bisa sembuh tanpa perawatan. Tapi beberapa orang juga bisa mengalami
kondisi yang lebih parah. Jadi perawatan untuk vertigo tetap dibutuhkan.
3.2
Saran
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan malakah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat baik untuk penulis maupun untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Doengoes Marilynn E et al,1999. Rencana
Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta : EGG
2.
Lumban Tobing.
S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI
3.
Mansoer et al, 2000. Kapital Selekta
Kedokteran.Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
4.
Perhimpunan
Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 1998, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis dan
Terapi, Malang : Perdoss
5.
Sudoyo
Aru. W et al, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar