Metabolit sekunder merupakan bahan
kedua yang sebenarnya tidaklah seesensial yang pertama dalam keberadaan
organisme. Namun metabolit ini sering berperan penting dalam mempertahankan
kehidupan organisme. Sebagai contoh, bahan kimia untuk pertahanan
(detoksifikasi), penarik lawan jenis dan yang memungkinkan seekor hewan berkomunikasi
dengan anggota lainnya.Bahan-bahan ini dapat berupa terpen, alkoloid atau pun
pigmen. .
Biosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung dari goIongan senyawa yang bersangkutan. Jalur yang biasanya dilalui dalam pembentukan metabolit sekunder ada tiga jalur, yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan jalur asarn mevalonat.
Biosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung dari goIongan senyawa yang bersangkutan. Jalur yang biasanya dilalui dalam pembentukan metabolit sekunder ada tiga jalur, yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan jalur asarn mevalonat.
1.
Jalur asam asetat
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3–COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat pekat (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,7°C. Cuka mengandung 3–9% volume asam asetat, menjadikannya asam asetat adalah komponen utama cuka selain air. Asam asetat berasa asam dan berbau menyengat. Selain diproduksi untuk cuka konsumsi rumah tangga, asam asetat juga diproduksi sebagai prekursor untuk polivinil asetat dan selulosa asetat. Meskipun digolongkan sebagai asam lemah, asam asetat pekat bersifat korosif dan dapat menyerang kulit.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling
sederhana, setelah asam format. Larutan
asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya
hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO–.
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang
penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun
berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam
asetat, dengan kode aditif makanan E260, digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah
tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Sebagai aditif makanan, asam
asetat disetujui penggunaannya di banyak negara, termasuk Kanada, Uni Eropa,
Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru.
Poliketida meliputi golongan yang
besar bahan alami yang digolongkan bersarna berdasarkan pada biosintesisnya.Keanekaragaman
struktur dapat dijelaskan sebagai turunan rantai poli-ß-keto,terbentuk oleh
koupling unit-unit asam asetat (C2)via reaksik ondensas, misalnya n CH3CO2H
[CH3C0]n -
Termasuk poliketida adalah asam temak, poliasetilena, prostaglandin, antibiotika makrolida, dan senyawa aromatik seperti antrakinon dan tetrasiklina. Pembentukan rantai poli-ß-keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen, keragaman melibatkan urutan ß-oksidasi dalam metabolisme asam lemak. Jadi, 2 molekul asetil-KoA dapat ikut serta datam reaksi Claisen membentuk asetoasetil-KoA, kemudian reaksi dapat berlanjut sampai dihasilkan rantai poli-ß-keto yang cukup . Akan tetapi studi tentang enzim yang terlibat dalam biosintesis asam Iemak belum terungkap secara rinci. Namun demikian, dalam pembentukan asam lemak melibatkan enzim asam Iemak sintase seperti yang dibahas di atas.
Termasuk poliketida adalah asam temak, poliasetilena, prostaglandin, antibiotika makrolida, dan senyawa aromatik seperti antrakinon dan tetrasiklina. Pembentukan rantai poli-ß-keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen, keragaman melibatkan urutan ß-oksidasi dalam metabolisme asam lemak. Jadi, 2 molekul asetil-KoA dapat ikut serta datam reaksi Claisen membentuk asetoasetil-KoA, kemudian reaksi dapat berlanjut sampai dihasilkan rantai poli-ß-keto yang cukup . Akan tetapi studi tentang enzim yang terlibat dalam biosintesis asam Iemak belum terungkap secara rinci. Namun demikian, dalam pembentukan asam lemak melibatkan enzim asam Iemak sintase seperti yang dibahas di atas.
2.
Jalur asam sikimat
Jalur asam sikimat merupakan jafur alternatif menuju senyawa aromatik,
utamanya L-fenilalanin. L-tirosina. dan L-triptofan. Jalur ini berlangsung
dalam mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak berlangsung dalam hewan,
sehingga asam amino aromatik merupakan asam amino esensial yang harus terdapat
dalam diet manusia maupun hewan. Zantara pusat adalah asam sikimat, suatu asam
yang ditemukan dalam tanaman IlIicium sp. beberapa tahun sebelum perannya dalam
metabolisme ditemukan. Asam ini juga terbentuk dalam mutan tertentu dari
Escherichia coli.Dalam biosintesis L-triptofan dan asam 4-hidroksibenzoat juga
terjadi zantara asam korismat.
Kombinasi
dari jalur shikimate dan jalur asetat bertanggung jawab untuk biosintesis dari
styrylpyrones, flavonoid dan stilbenes, flavonolignans, dan isoflavonoid.
Kuinon terpenoid dibentuk oleh kombinasi dari jalur shikimate dengan jalur
terpenoid. topik monografi memberikan informasi lebih rinci tentang agen obat termasuk
asam folat, kloramfenikol, podofilum, minyak atsiri, dicoumarol dan warfarin,
psoralens, kava, Silybum marianum, phyto-estrogen, derris dan lonchocarpus,
vitamin E, dan vitamin K. Jalur shikimate menyediakan alternatif rute ke
senyawa aromatik, khususnya aromatik Asam amino L-fenilalanin, tirosin L- dan
L-triptofan. Jalur ini digunakan oleh mikroorganisme dan tanaman, tetapi tidak
oleh hewan, dan dengan demikian asam amino aromatik termasuk asam amino
esensial bagi manusia yang harus diperoleh dalam makanan. Jalur asam shikimat
(Gambar), diperoleh dari suatu senyawa yang telah diisolasi dari tanaman
spesies Illicium (Jepang 'Shikimi') bertahun-tahun sebelum perannya dalam
metabolisme telah ditemukan. Sebagian besar zat antara di jalur ini
diidentifikasi oleh studi yang cermat dengan serangkaian Escherichia coli mutan
yang disiapkan oleh Iradiasi UV.
Kebutuhan
gizi mereka untuk pertumbuhan, dan setiap produk sampingan yang terbentuk,
kemudian ditandai. Sebuah strain mutan yang mampu tumbuh biasanya berbeda dari
induknya hanya satu gen, dan efek yang biasa adalah sintesis terganggu oleh
enzim tunggal. Biasanya, mutan diblokir dalam transformasi senyawa A ke senyawa
B akan memerlukan B untuk pertumbuhan sementara mengumpulkan A dalam medium.
dalam hal ini cara, jalur dari fosfoenolpiruvat (dari glikolisis) dan
D-erythrose 4-fosfat (dari siklus pentosa fosfat) ke amino aromatik asam itu
luas diuraikan. fenilalanin dan
tirosin membentuk dasar C6C3 fenilpropana unit ditemukan di banyak produk alami,misalnya sinamat asam, kumarin, lignan, dan flavonoid, dan bersama dengan triptofan merupakan prekursor dari lebar berbagai struktur alkaloid. Selain itu, ditemukan bahwa banyak turunan asam benzoat sederhana, mis asam galat (Gambar) dan asam p-aminobenzoic (Asam 4-aminobenzoic) yang diproduksi melalui branchpoints di jalur shikimate
tirosin membentuk dasar C6C3 fenilpropana unit ditemukan di banyak produk alami,misalnya sinamat asam, kumarin, lignan, dan flavonoid, dan bersama dengan triptofan merupakan prekursor dari lebar berbagai struktur alkaloid. Selain itu, ditemukan bahwa banyak turunan asam benzoat sederhana, mis asam galat (Gambar) dan asam p-aminobenzoic (Asam 4-aminobenzoic) yang diproduksi melalui branchpoints di jalur shikimate
Jalur shikimate dimulai dengan kopling dari fosfoenolpiruvat (PEP) dan D-erythrose 4-fosfat untuk memberikan tujuh karbon 3-deoxy-D-arabino heptulosonic asam 7-fosfat (DAHP) (Gambar). Reaksi ini, yang ditampilkan di sini sebagai aldol-jenis kondensasi, dikenal secara mekanis lebih kompleks dalam versi enzim-katalis ; beberapa transformasi lain dalam jalur ini juga telah ditemukan untuk menjadi kompleks. Penghapusan asam fosfat dari DAHP diikuti oleh reaksi aldol intramolekul menghasilkan pertama 3- menengah karbosiklik asam dehydroquinic. Namun, ini juga merupakan terlalu menyederhanakan.
Penghapusan fosfat asam sebenarnya mengikuti suatu NAD + -tergantung oksidasi hidroksil pusat, dan ini kemudian kembali terbentuk dalam reaksi reduksi tergantung NADH pada senyawa karbonil antara sebelum dengan reaksi aldol terjadi. Semua perubahan ini terjadi dengan adanya enzim tunggal. pengurangan asam 3-dehydroquinic menghasilkan asam Quinic, produk alami cukup umum ditemukan di bentuk bebas, seperti ester, atau dalam kombinasi dengan alkaloid seperti kina. Asam Shikimic sendiri terbentuk dari 3-dehydroquinic asam melalui asam 3-dehydroshikimic oleh dehidrasi dan langkah pengurangan. Sederhana asam fenolat protocatechuic asam (asam 3,4-Dihydroxybenzoic) dan asam galat (asam 3,4,5-rihydroxybenzoic) dapat dibentuk oleh reaksi branchpoint dari 3-dehydroshikimic asam, yang melibatkan dehidrasi dan enolization, atau, dalam kasus asam gallic, dehidrogenasi dan enolization. Fitur asam galat sebagai komponen dari banyak bahan tanin (gallotannins), mis pentagalloylglucose, ditemukan pada tumbuhan, bahan yang telah digunakan selama ribuan tahun dalam penyamakan hewan menyembunyikan membuat kulit, karena kemampuan mereka untuk crossling molekul protein. Tanin juga berkontribusi terhadap yang astringency makanan dan minuman, terutama teh, kopi dan anggur.
3. Jalur asam mevalonat
Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dalam produk alami yang diturunkan dan unit isoprena (C5) yang bergandengan dalam model kepala ke ekor (head-to-tail), sedangkan unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat (mevalonic acid : MVA).
Mekanisme
dari tahap-tahap reaksi biosintesis terpenoid adalah asam asetat setelah
diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan asam
asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A melakukan kondensasi
jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan pada
asam mevalinat, reaksi-reaksi berikutnya adalah fosforialsi,eliminasi asam
fosfat dan dekarboksilasi menghasilkan isopentenil (IPP) yangselanjutnya
berisomerisasi menjadi dimetil alil piropospat (DMAPP) oleh enzimisomeriasi.
IPP sebagai unti isoprene aktif bergabung secara kepala ke ekordengan DMAPP dan
penggabungan ini merupakan langkah pertama dari polimerisasi isoprene untuk
menghasilkan terpenoid.Penggabungan ini terjadi karena serangan electron dari
ikatan rangkap IPPterhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan electron
diikuti olehpenyingkiran ion pirofosfat yang menghasilkan geranil.pirofosfat
(GPP) yaitusenyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoid.Penggabungan selanjutnya
antara satu unti IPP dan GPP dengan menaismeyang sama menghasilkan Farnesil
pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawaantara bagi semua senyawa
seskuiterpenoid. Senyawa diterpenoid diturunkan dariGeranil-Geranil Pirofosfat
(GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu untiIPP dan GPP dengan
mekanisme yang sama.
Secara umum biosintesa dari terpenoid
terjadi 3 reaksi dasar yaitu:
1.Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
2.Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-,seskui-, di-. sester-, dan poli-terpenoid.
1.Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
2.Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-,seskui-, di-. sester-, dan poli-terpenoid.
3.Penggabungan ekor dan ekor dari
unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar